Apa itu REM dan NREM?
Dalam dunia hipnotis dan psikologi, tentu istilah gelombang otak dan mekanisme tidur layak untuk diketahui. Kondisi ini sangat diperlukan untuk psikoterapi dalam sesi hipnoterapi. Apa itu REM dan apa itu NREM? Silakan menyimak!
NREM (Non-rapid Eye Movement)
NREM (Non-rapid Eye Movement)
NREM adalah tahap tidur yang tenang. Indikasi tidur NREM adalah denyut jantung dan frekuensi
pernapasan yang stabil dan lambat serta tekanan darah yang rendah. Tidur Non-REM dikelompokkan dalam 4 tahap berdasarkan pola gelombang otak yang muncul.
Tahap ke-1
Gelombang otak seseorang menjadi kecil dan tidak beraturan dan seseorang merasa bahwa
dirinya berada pada ujung kesadaran dan dalam keadaan tidur ringan. Bila dibangunkan kembali maka orang tersebut masih dapat mengingat fantasi-fantasi atau
beberapa gambar visual yang dibayangkan.
Tahap ke-2
Otak seseorang terkadang
menghasikan rentetan singkat gelombang yang cepat dan memiliki puncak gelombang
yang tinggi. Hal ini disebut sebagai sleep spindle dan gangguan suara kecil
mungkin tidak akan mengganggu tidur.
Tahap ke-3
Ini sebagai tambahan
gelombang yang menjadi karakteristik pada tahap sebelumnya. Otak seseorang akan
menghasilkan gelombang delta yang sangat lamban dengan puncak yang cukup
tinggi. Pernapasan detak jantung akan melambat dan otot akan melemas atau
rileks. Pada tahap ini mungkin seseorang menjadi susah untuk dibangunkan.
Tahap ke-4
Gelombang delta sudah mengambil alih sebagian
besar aktivitas dan seseorang akan berada dalam tidur panjang.
Terjadinya rangkaian tahap-tahap di atas berlangsung selama 30-45 menit.
REM (Rapid Eye Movement)
REM
adalah periode tidur yang ditandai dengan pergerakan mata, hilangnya kekuatan
otot, dan muncul mimpi yang tampak nyata. Indikasi lain berupa tekanan darah, denyut nadi, dan frekuensi pernapasan yang luas. REM disebut juga aktivitas otak yang tinggi
dalam tubuh yang lumpuh atau paradoks. Pada saat inilah mimpi-mimpi yang
jelas lebih sering muncul.
Mimpi merupakan hasil dari neuron-neuron bagian bawah otak atau yang disebut dengan pons yang bekerja secara spontan selama tidur REM. Saraf-saraf ini mengatur pergerakan mata, wajah, keseimbangan dan juga postur tubuh dan serta mereka juga mengirimkan pesan kepada bagian sensorik maupun motorik yang bertanggung jawab atas pemprosesan visual dan perilaku selama seseorang terjaga.
Jadi, saat kondisi hipnosis seseorang dapat mengalami NREM dan REM. Penghipnotis atau hipnoterapis sengaja atau tidak sengaja pasti akan mengantar orang yang dihipnosis atau diterapinya mengalami NREM, REM, atau keduanya.
Post a Comment